KASIH SAHABAT YANG TIDAK ‘SUAM-SUAM KUKU’

Kasih dan Pengorbanan untuk Orang Lain

Seorang pendeta, pembicara dan penulis terkenal Amerika Serikat, Jhon Calvin Maxwell mengatakan bahwa “mereka yang paham dan menjunjung tinggi etika dan moral dalam sebuah komunitas, akan selalu bertanya ’ apa yang saya lakukan untuk orang lain?’  Bukan ‘ apa yang orang lain lakukan untuk saya?’ ; mengorbankan apa yang dia miliki untuk keluarga dan sahabatnya bukan mengorbankan keluarga dan sahabatnya demi uang atau kekayaan; mempunyai pemikiran ‘orang lain dulu’ bukan ‘saya dulu’; mengitung-hitung sahabatnya bukan mengitung-hitung uang atau kekayaannya; kekayaan dihitung berdasarkan nilai hidup, bukan nilai hidup dihitung berdasarkan kekayaan”

(lih.Etika:Yang Perlu Diketahui Setiap Pemimpin, John C. Maxwell, hal.133)

Walaupun dalam bukunya “Ethics : The Golden Role” tidak mencantumkan referensi dari Alkitab, saya yakin bahwa ia paham betul tentang arti sebuah pengorbanan bagi orang lain, terutama bagi keluarga dan sahabat-sahabatnya menurut Injil Yohanes. Bahkan kemungkinan besar  ia paham tentang teladan pengorbanan yang totalitas dari Yesus Kristus. Neal M. Flanagan menyatakan bahwa  hal ini adalah sebuah nilai pemuridan yang tinggi dari Yesus

(lih. Tafsir Alkitab PB, Dianne Bergant, hal.190-191)

Saya bahkan melihat hal ini bukan hanya tentang pemuridan  tetapi  teladan etik dan moral yang sangat tinggi dari Yesus. 

Dalam catatannya tentang Yohanes 15:12-15 Flanagan menyatakan bahwa bagian ini termasuk dalam bagian kitab kemulian yang berisi wejangan sebelum perpisahan Yesus dan murid-murid-Nya. Bagian ini adalah sebuah “monolog panjang dari pasal 15:1-16:16 yang berisi alegori tentang pohon anggur, kebencian dunia dan Parakletos/Penolong. Inti monolog ini adalah Kasih Yang Total Tanpa batas. Hal ini dimulai dengan Kasih Bapa kepada Kristus (9) , kemudian Kasih Kristus kepada sahabat-sahabat-Nya dengan mengorbankan nyawa-Nya (9, 12-13). Kasih inilah yang ditanggapi dalam ketaatan kasih para murid kepada Kristus (10,14), dan bersinar dalam kasih mereka satu sama lain (12,17). Kasih inilah yang akan menjadi sumber kegembiraan mereka (11) dan syarat mutlak persahabatan akrab mereka dengan Kristus (14)”. 

Kasih dan Pengorbanan untuk Orang Lain

Donald Guthrie mengafirmasi bagian ini dengan menyatakan bahwa Yesus menekankan kekuatan Kasih dalam balutan pengorbanan untuk sebuah tugas pelayanan. Tujuannya adalah untuk sebuah kegembiraan Tuhan dan murid-murid-Nya.  Pada ayat 15 ada transisi luar biasa dari predikat atau nisbah hamba ke sahabat yang disematkan Yesus kepada mereka yang melakukan perintah sekaligus teladan-Nya ini. Dijelaskan secara gamblang dan kuat bahwa sahabat diberitahukan segala sesuatu yang didengar oleh Yesus dari Bapa-Nya. Namun Guthrie menyatakan bahwa ini tidak secara mutlak dipahami dan dilakukan oleh sahabat Yesus dengan sendirinya. Tapi ada peran Roh Kudus sebagai Penolong – Penghibur – Pemberi Hikmat yang dijanjikan Yesus

(lih. 15:26 ; pas.16)

Kita tahu bahwa Yesus telah menggenapi perkataannya yaitu tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang mengorbankan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Pengorbanan nyawa adalah pengorbanan totalitas dari seorang sahabat , yang mana lebih mahal daripada narwastu dan krisopras. Bagaimana dengan kita sebagai Gereja Sahabat di Indonesia? Sejauh mana teladan Yesus ini yang telah kita ejawantahkan? 

Saya yakin kita ada dalam predestinasi Allah (lih.15:16), namun bukan hanya sebatas prokurator-Nya yang kaku dan pasif. Bukan juga komunitas yang hanya show on slogan-slogan sahabat; bukan sebatas komunitas yang hanya mempresentasikan program-program pelayanan tetapi saling bahu-membahu di semua lini atau komisi untuk mewujudkan pelayanan yang holistik; bahkan bukan juga komunitas yang hanya memperdengarkan khotbah-khotbah yang sifatnya kriptogram,  yang sulit dipahami dan dirasakan oleh sahabat-sahabat dalam komunitas kita, dan dunia sekitar kita. 

Dalam era baru kepemimpinan GSI, niscaya ada sauh pengharapan yang dianugerahkan bagi kita semua, untuk kembali memaknai dan mewujudnyatakan arti sahabat yang dimaksudkan Yesus Kristus. Sahabat yang menyatakan kasih dengan pengorbanan nyata dalam bentuk apapun. Sahabat yang mengasihi dengan terang dan kuat bukan suam-suam kuku. Sahabat yang saling menegur, menasehati, mendengarkan, mengkritisi  bukan berbantah-bantahan dengan pertengkaran hebat. Sahabat yang saling mengingatkan untuk melakukan tugas pelayanan yang prioritas yaitu mengabarkan Injil serta menyatakan Yesus sebagai sahabat bagi semua orang. 

Terus Bersyukur dan Maju

Patut bersyukur akan providensia Allah yang nyata bagi GSI sampai sekarang. Walau banyak tantangan, gejolak dan gesekan ide atau pendapat, Yesus masih merangkul dan menyatukan kita sebagai Komunitas Gereja Sahabat di Indonesia.

Tetap maju GSI untuk Kemuliaan Yesus Sahabat Sejati Kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *